Perbedaan Fintech Legal dan Ilegal Yang Perlu Anda Ketahui Agar Tidak Salah Pilih!

Perbedaan Fintech Legal dan Ilegal Yang Perlu Anda Ketahui Agar Tidak Salah Pilih!
420 View • 21 Desember 2021 • Picture by : freepik.com


Teknologi Finansial (Fintech) kian populer di tengah masyarakat, yang sulit adalah membedakan Fintech legal dan yang Ilegal. Solusi keuangan ini perlu dibedakan antara pilihan fintech yang bisa memberikan kredit dana cepat langsung cair yang aman dan tidak merugikan penggunanya. Pemikiran yang cermat bisa jadi pengaman agar masalah keuangan benar-benar bisa diselesaikan. 

Cara Membedakan Antara Fintech Legal dan Ilegal

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga pemerintahan yang mengatur dan mengawasi usaha berbasis fintech. Secara garis besar, fintech yang legal dan tidak bisa dibedakan melalui situs resmi OJK. Hanya perusahaan resmi saja dan patuh aturan main OJK yang bisa melindungi kebutuhan pemakainya. Tapi, OJK senantiasa mengeluarkan dan memasukkan nama fintech sesuai perkembangannya. Jadi ketahui juga pembeda lain dari fintech legal dan ilegal berikut ini.




1. Bunga dan Biaya Pinjaman


Fintech legal akan menagihkan bunga kredit yang tidak terbatas, atau setidaknya penjelasan mengenai biaya yang perlu dikeluarkan kurang transparan. Walau Anda membutuhkan dana cepat cair, hendaknya bijak ketika akan memilih fintech terpercaya untuk digunakan. 
Fintech yang legal harus mengikuti aturan OJK yang hanya bisa membebani biaya kredit berkisar 0,5-0,8% per hari. Dengan demikian, kalau anda ditawarkan bunga dengan nominal lebih dari itu, maka waspadalah. Selain itu, kalau ada keterlambatan, denda pun tidak lebih dari 100 persen kredit pokok.

Baca jug 7 Manfaat Fintech yang Perlu Anda Ketahui

Tanya dengan jelas mengenai aturan bunga dan denda serta biaya-biaya lainnya yang mungkin fintech tidak jelaskan. Miliki informasi yang lengkap terlebih dahulu, sebelum Anda akhirnya memakai salah satu jasa fintech yang ada di Indonesia. 




2. Keamanan Layanan


Fintech memiliki regulasi yang perlu dipatuhi oleh penggunanya. Fintech sendiri juga diharuskan menuruti aturan dari OJK. Semua Fintech legal memberikan jaminan pengguna jasa Fintech akan mendapatkan layanan terbaik dan juga aman. Memakai fintech legal OJK berarti data pribadi aman dan terjaga khususnya ketika ada keterlambatan.

Data pengguna tidak akan disebarluaskan dan juga tidak akan ditagih dengan cara yang tidak baik, seperti mempermalukan dengan data peminjam. Anda juga harus jeli ketika diminta informasi untuk kepentingan data. Apakah wajar atau berlebihan dan bahkan meminta terlalu banyak informasi yang tidak relevan. Penting untuk memahami kalau peminjam juga memiliki hak untuk informasinya tidak disalah gunakan.




3. Transparansi Penagihan


Fintech legal maupun tidak legal sama-sama memiliki kebijakan untuk penagihan. Jadi, kalau sampai Anda terlambat bayar, Anda juga perlu tahu mengenai mekanismenya agar tidak kaget bila tiba-tiba ada penagihan. Layanan yang resmi tentu menjelaskan tata cara yang akan dilakukan untuk menagih nantinya. 

Fintech ilegal tidak akan transparan mengenai cara menagih mereka. Jadi, ketika sedang melakukan pembicaraan mengenai kemungkinan mengambil pinjaman pada sebuah fintech, tanya mengenai kebijaksanaan penagihan mereka. 

Kalau bisa cari informasi yang tertulis. Dengan demikian, Anda melindungi hak Anda sebagai peminjam untuk bisa ditagih dengan cara yang transparan dan sudah disepakati sebelumnya. Perbedaan mendasar fintech legal dan ilegal adalah sertifikasi penagih dari AFPI (Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia). Yang legal pasti punya dan yang ilegal kemungkinan besar tidak. 




4. Informasi Perusahaan Fintech


Fintech ilegal tentu tidak bisa menginformasikan secara lengkap dan terperinci mengenai data perusahaannya. Mulai dari kantor fisik sampai susunan pengurusnya tidak akan diberikan pada situs resminya. Kalaupun ada, ketika diperiksa, kemungkinan besar alamat yang dicantumkan tidak sesuai dengan faktanya. 
Anda jangan merasa yakin kalau fintech yang Anda minati ternyata justru hanya punya kantor di luar negeri. Fintech legal terbaik diwajibkan memiliki kantor di Indonesia. Dengan demikian, Anda akan lebih mudah memeriksanya.




5. Transparansi Peminjaman


Mulai dari persyaratan sampai penagihan akan dijelaskan dengan transparan oleh jasa Fintech yang legal. Anda juga bisa menemukan informasinya pada situs resmi beserta dengan regulasi lainnya. Ini adalah ciri yang paling mudah dideteksi. Kalau penjelasan sukar dipahami maka lebih baik tidak memakai jasa Fintech tersebut. 

Itulah beberapa penjelasan mengenai Fintech legal dan perbedaanya dengan Fintech ilegal. Ketahui dengan jelas mengenai berbagai poin pembeda antara keduanya. Fintech legal OJK akan memberikan perlindungan pada pengguna agar bisa mengatasi masalah finansial tanpa menambah masalah baru. Perhatikan poin-poin diatas untuk bisa memilih jasa Fintech yang legal dan tepat. 





Penulis
Jumadi
Sumatra, Indonesia Jumadi adalah seorang IT Konsultan di Bidang Perkebunan Kelapa Sawit yang berasal dari Kota Medan, Sumatra ia merupakan lulusan Teknik Informatika di STMIK AKAKOM Yogyakarta, yang kini menjadi Universitas UTDI, ketertarikan menulis menjadi salah satu inspirasi untuk berbagi informasi dan ilmu pengetahuan dari pengalaman bekerja. Dengan pengalaman tersebut Jumadi menyempatkan di sela - sela waktu luang dengan menulis konten artikel SEO yang mengutamakan originalisasi. Hampir semua topik konten di sukai, mulai tentang iptek, otomotif, olahraga, pertanian, gadget dan pendidikan. Saat ini ia bekerja sebagai IT Konsultan di salah satu perusahaan pengembang software perkebunan kelapa sawit.
in

Artikel Terkait



Ada 0 Komentar di "Perbedaan Fintech Legal dan Ilegal Yang Perlu Anda Ketahui Agar Tidak Salah Pilih!"


Tinggalkan Komentar Disini