Apa itu Hidroponik dan Peralatan Yang di Butuhkan

Apa itu Hidroponik dan Peralatan Yang di Butuhkan
1.4 K View • 03 Juli 2020
Picture by : # • Post by : Admin@wirneet


Hidroponik merupakan salah satu teknik berkebun yang tidak menggunakan media tanam tanah pada umumnya melainkan dengan air, kita tahu bahwa tidak semua orang sepenuhnya mengerti tentang pekebunan dengan sistem hidroponik, sebagian dari kita berkebun membutuhkan sebuah lahan yang dapat ditanami jenis sayuran maupun buah dengan dibajak atau dicangkul untuk menggemburkan tanah dan barulah bisa ditanam berbagai jenis seyuran.

Metode berkebun di Indonesia masih mempertahankan dengan sistem konvensional pada umumnya, dikarenakan lahan dan tempat masih banyak, akan tetapi bukan lahan dan tempat yang menjadi alasan orang menggunakan sistem konvensional yaitu kemudahan dalam bercocok tanam mulai dari pupuk bisa menggunakan pupuk kompos organik.

Petani kebun sayur sistem konvensional sering mengalami permasalahan permasalahan yang dihadapi seperti musim kemarau, sulitnya pengadaan pupuk, serangan hama, harga pupuk yang tidak stabil dan lain lain. Sistem hidroponik menjadi salah satu cara untuk menanggulangi permasalahan tersebut dimana sistem ini tidak bergantung pada musim, lahan tanah yang luas, pupuk melainkan dengan penggunaan air dan nutrisi tanaman.  Nutrisi sama halnya dengan pengganti pupuk hanya saja berbeda penggunaan dan cara penerapannya.





Alasan mengapa banyak orang tertarik bercocok tanam dengan menggunakan sistem hidroponik, salah satunya adalah tidak membutuhkan tempat yang luas, dapat menggunkan bahan bahan bekas sebagai media tanamnya seperti botol mineral, kotak styrofoam, gelas plastik dan tidak ketinggalan adalah tempat atau lokasinya terkena sinar cahaya matahari, karena sinar matahari adalah salah satu faktor penting dalam keberhasilan berkebun secara hidroponik.

Berikut dibawah ini beberapa peralatan dan media tanam yang perlu diketahui sebelum memulai berkebun secara hidrponik.



Peralatan Hidroponik

Bekebun secara hidroponik membutuhkan beberapa peralatan, seperti untuk tempat penyemaian, tempat media tanam, tempat nutrisi, tempat takaran air dan nutrisi. Beberapa peralatan bisa didapat dengan mudah seperti tempat media tanam bisa menggunakan botol bekas air mineral.

Nampan Semai

Nampan semai ini digunakan untuk tempat penyemaiaan bibit, alat ini bisa di dapati di toko barang pecah belah berbahan plastik.

Alat takar gelas ini digunakan untuk menakar air nutrisi, sehingga memudahkan dalam menentukan takaran agar kadar kepekatan larutan PPM (Part Per Million) yang dihasilkan sesuai.

Tabung Suntik ini digunakan untuk mengambil larutan nutrisi mix A/B kedalam air yang sudah di takar kedalam ember sementara, perbandingan takaran kepekatan nutrisi untuk tanaman masa pertumbuhan dan dewasa yaitu 1 Liter air dicampur dengan 5 - 7 ml nutrisi mix A/B, alat ini dapat di beli di toko apotik.

Botol Bekar Air Mineral

Botol bekas air mineral digunakan untuk tempat media tanam sederhana, dengan memanfaatkan barang bekas ini dapat mengurangi volume sampah plastik, caranya yaitu dengan memotong pada bagian tengah, kemudian pada bagian tutup botol dibalik kebawah nantinya, hasilnya seperti dibawah ini.

 



Media Tanam

Media tanam berkebun secara hidroponik memiliki perbedaan, dimana media yang digunakan tidak menggunakan tanah, berikut dibawah ini beberapa media tanam yang digunakan di sistem hidroponik.

Rockwool

Rockwool adalah salah satu media tanam hidroponik, media ini paling banyak digunakan karena sangat simpel, dengan dipotong dadu dengan ukuran 2 - 3 cm, sesuai dengan tempat yang digunakan. Media ini digunakan mulai dari penyemaian hingga panen.

cocopeat

Selanjutnya ada Cocopeat atau kokopit, ini adalah salah satu media tanam yang dapat digunakan di sistem hidroponik, biasanya kokopit yang digunakan di mix atau di campur dengan sekam bakar padi yaitu 1:1.

Sekam Padi

Sekam Padi menjadi alternatif penggunaan media tanam selain dari rockwool, keberadaan sekam padi saat ini memang sangat sulit, karena kebanyakan yang dijual sekam padi yang belum di bakar.



Sistem Hidroponik

Berkebun secara hidroponik memiliki teknik dan sistem yang digunakan, beberapa sistem yang digunakan adalah Sistem Wick, NFT dan DFT, sistem ini memiliki perbedaan diantara ketiganya.

Wick Sistem adalah salah satu sistem yang paling mudah dan gampang diterapkan, hanya dengan menggunakan bahan bekas seperti botol bekas mineral mapun gelas plastik atau menggunakan bak plastik dengan menggunakan sumbu (kain planel) yang dikenakan kedalam air, agar air dapat diserap keatas, sistem ini tidak membutuhkan keahlian yang khusus untuk membuatnya.

Sistem Wick

Netpot bisa diganti dengan menggunakan gelas plastik bekas, dengan dibolongi pada bagian bawah dan samping, agar dapat di masukan kain planel tersebut hingga kain / sumbu tersebut mengenai bagian air. Air yang digunakan adalah air yang sudah tercampur dengan nutrisi mix A/B. Perawatan sistem wick hanya memantau jumlah air yang digunakan tiap minggunya, bila air dikira sudah berkurang, silakan tambahkan dengan air nutrisi mix A/B kembali hingga sampai panen.

Untuk nutrisi kepekatan dan ukuran tanaman masa pertumbuhan dan dewasa silakan kunjungi artikel sebelumnya di Daftar Tabel Nutrisi A/B Mix untuk Tanaman Sayuran

NFT (Nutrient Film Technique) teknik ini adalah mengalirkan air nutrisi melalui pipa gully atau PVC dengan kemiringan tertentu, teknik ini membutuhkan tenaga listrik untuk memumpa air ke pipa dan air kemudian kembali ke tandon atau bak penampungan air nutrisi dan begitu seterusnya, sistem ini banyak di terapkan di kalangan kebun hidroponik, dikarenakan sistem ini memiliki kelebihan yaitu air nutrisi yang terpusat, sehingga kontrol ppm dan ph air tidak perlu melakukan pengecekan satu persatu serta asupan oksigen lebih tinggi sehingga pertumbuhan tanaman akan semakin bagus.

NFT System

DFT (Deep Flow Technique) sistem ini tidak jauh berbeda dengan sistem NFT, perbedaan yang mencolok dari sistem ini adalah posisi air yang tergenang rata, dan memiliki batas maksimum ketinggian air, sistem ini memiliki keunggulan di banding dengan NFT yaitu jika pompa dimatikan maka air nutrisi di pipa gully maupun pvc tetap tersedia, berbeda dengan NFT bila dimatikan atau mati listrik maka aliran nutrisi akan berhenti total apabila mati terlalu lama akan menggangu pertumbuhan tanaman tersebut.

DFT Sistem

Sistem ini tetap melakukan siklus dengan terpusat dialiri melalui pumpa air dari tandon / bak air nutrisi, untuk pengencekan ppm dan ph air dilakukan di tandon maupun di pipa gully, akan tetapi perubahan ppm dan ph di setiap masing pipa gully tidak langsung berubah, membutuhkan waktu yang lama karnea tidak mengalir dengan cepat.

 



Demikian informasi ini kami bagikan, Terima kasih telah berkunjung di website kami, Semoga bermanfaat






Penulis
Jumadi
Sumatra, Indonesia Jumadi adalah seorang IT Konsultan di Bidang Perkebunan Kelapa Sawit yang berasal dari Kota Medan, Sumatra ia merupakan lulusan Teknik Informatika di STMIK AKAKOM Yogyakarta, yang kini menjadi Universitas UTDI, ketertarikan menulis menjadi salah satu inspirasi untuk berbagi informasi dan ilmu pengetahuan dari pengalaman bekerja. Dengan pengalaman tersebut Jumadi menyempatkan di sela - sela waktu luang dengan menulis konten artikel SEO yang mengutamakan originalisasi. Hampir semua topik konten di sukai, mulai tentang iptek, otomotif, olahraga, pertanian, gadget dan pendidikan. Saat ini ia bekerja sebagai IT Konsultan di salah satu perusahaan pengembang software perkebunan kelapa sawit.
in

Artikel Terkait


Ada 0 Komentar di "Apa itu Hidroponik dan Peralatan Yang di Butuhkan"


Tinggalkan Komentar Disini