Cara Menghitung Premi Pemanen Sistem Borongan di Perkebunan Kelapa Sawit

Sebagaian perusahaan kelapa sawit ada yang menerapkan sistem penggajian premi pemanennya menggunakan borongan, jadi setiap pemanen hanya menerima premi panen dan premi premi lainnya. Sistem premi borong tidak menggunakan lebih basis yang di tentukan berdasarkan blok dan tahun tanam, melainkan hanya menggunakan harga perkilo gramnya.
Perusahaan kelapa sawit yang menggunakan sistem borong ini biasanya menggunakan karyawan BHL atau SKU Harian, pihak perusahaan tidak memikirkan komponen gaji seperti gapok, akan tetapi mereka tetap memberikan beberapa tunjangan seperti THR, Uang Pisah, Jamsostek dan BPJS.
Secara biaya dengan menggunakan sistem borongan ini akan menguntungkan perusahaan, karena berkurangnya beban gaji yang dibayarkan. Sebagai pemanen juga di untungkan dengan sistem ini, karena memang tidak membutuhkan capaian target atau basis yang di tentukan, sehingga jika ada pemanen yang rajin maka akan mendapatkan premi lebih besar.
Baca juga Daftar Denda Pemanen Kelapa Sawit di Perkebunan
Berikut dibawah ini cara implementasi menerapkan perhitungan premi pemanen berdasarkan sistem borong.
Menentukan Harga Per Kilogram TBS
Menentukan harga perkilogram TBS Sawit dengan sistem borong pasti membutuhkan beberapa analisa, seperti tahun tanam karena ini berkaitan dengan umur sawit, kemudian area panen (kondisi ancak) dan hasil yang dicapai pemanen. Harga borong perkilogram sawit biasanya mencapai Rp. 100 hingan 200, tergantung dari perusahaan yang menentukan, dan ini berlaku di setiap semua pamanen.
Hitung Komidel Panen
Setiap pemanen akan di berikan area atau ancak panen sesuai dengan rotasi panen yang di beri tahu oleh mandor panen, ini mirip dengan perhitungan sistem komedil aktual setiap blok, hanya saja jika di sistem borong cukup mencari jumlah kilogram pemanennya.
Dapat kita contohkan data tabel hasil pemanen dibawah ini.
No | Nama | Blok | Jumlah |
1 | Pemanen A | A1 | 45 |
2 | Pemanen A | A2 | 60 |
3 | Pemanen A | A3 | 30 |
Jumlah Tandan Pemamen A | 140 | ||
4 | Pemanen B | A5 | 65 |
5 | Pemanen B | A6 | 60 |
Jumlah Tandan Pemanen B | 125 | ||
Total Tandan | 265 |
Setelah masing-masing pemanen mendapatkan hasil tandan yang dipanen, maka tahap selanjutnya adalah melakukan penimbangan, jadi setiap penimbangan dalam sebuah truk sawit itu biasanya ada beberapa pemanen dan blok. Selanjutnya kita asumsikan bahwa kilogram dari tandan diatas setelah di timbang adalah 4000Kg atau setara 4 Tons, maka jumlah kilogram pemanennya didapat seperti dibawah ini.
No | Nama | Blok | Jumlah | Kg |
1 | Pemanen A | A1 | 45 | 680 |
2 | Pemanen A | A2 | 60 | 906 |
3 | Pemanen A | A3 | 30 | 453 |
Jumlah Tandan Pemamen A | 140 | 2.114 | ||
4 | Pemanen B | A5 | 65 | 982 |
5 | Pemanen B | A6 | 60 | 906 |
Jumlah Tandan Pemanen B | 125 | 1887 | ||
Total Tandan | 265 | 4.000 |
Formulanya = (Total Kg / Total Tandan) x Jumlah Tandan Blok
Hitung Hasil Borong Pemanen
Dari hasil perhitungan tabel komedil diatas, bahwa bisa kita dapatkan premi borong pemanen di setiap masing masing blok. Berikut dibawah ini tabel hasil borong pemanen yang di dapatkan dengan basis per kg Rp. 100.
No | Nama | Blok | Jumlah | Kg | Basis/Kg | Jumlah |
1 | Pemanen A | A1 | 45 | 680 | 100 | 68.000 |
2 | Pemanen A | A2 | 60 | 906 | 100 | 90.600 |
3 | Pemanen A | A3 | 30 | 453 | 100 | 45.300 |
Jumlah Tandan Pemamen A | 140 | 2.114 | 203.900 | |||
4 | Pemanen B | A5 | 65 | 982 | 100 | 98.200 |
5 | Pemanen B | A6 | 60 | 906 | 100 | 90.600 |
Jumlah Tandan Pemanen B | 125 | 1887 | 188.800 | |||
Total | 265 | 4.000 | 392.700 |
Dapat kita simpulkan bahwa Pemanen A mendapatkan Rp. 203.000 dan jumlah ini didapat selama satu hari, dan bisa saja hari hari berikutnya jumlahnya tidak sama, tergantung dengan hasil yang di dapat bisa naik dan bisa turun.
Demikian artikel ini kami bagikan, Terima kasih telah berkunjung di blog kami, Semoga bermanfaat.
Ada 0 Komentar di "Cara Menghitung Premi Pemanen Sistem Borongan di Perkebunan Kelapa Sawit"
Tinggalkan Komentar Disini